Saturday 11 November 2017

Mengintai Sebuah PAKA



Telah kian lama istirahat, jenuh untuk mencari seribu duga yang tidak mungkin tergelincir dengan sengaja pada pandangan dermaga mata. Namun, dengan tertib dan mengimbau saat-saat berhembus menunggu kepulangan khabar-khabar diwaktu fajar yang langitnya mulai menyimbah disetiap celahan awan kabus, disitulah merangkai cahaya yang hendak syukuri pada saat lelah dan noktah.

Disitu aku belajar,

Saat lelah maka beristirahatlah lalu kembali bergerak.
Saat sedih maka menangislah lalu kembali tersenyum.
Dan disaat menyerah maka berserahlah lalu kembali berusaha.

Tak perlu selalu berlari, tak perlu selalu tertawa, tak perlu selalu kuat, kerana akan ada saatnya "terbenam" dan "terbit" seperti matahari.

Dikota yang sering bertukar musim, tak lupa juga usia yang tiap tahunnya bertukar, namun tidak pernah menganggap kesemuanya satu celaka yang dijadikan bisnes pada masyarakat sekeliling. Mungkin hati yang mudah dicuri, otaknya senang dicuci, perasaannya kerap diperbaharui, tetap juga meneruskan momentum mencari mana perginya kata-kata abadi yang terguris sejak dulu.

Sekadar terus cenderung kesimpulan,
berkhayal kecil pada bait malam,
berupaya memeluk kenangan yang dalam,
tatkala, dinodai rindu yang samar,
pada stamina yang kuat untuk melayangkan permasalahan dalam jaring kebuntuan.

| tidak lengkap dibantu neng sebelah negara |

No comments:

Post a Comment